Sabtu, 04 Juli 2009

DOA, DZIKIR, DAN ISTIGHFAR (2)

Begitulah yang harus kita lakukan dalam setiap aktivitas. Kita mengikhlaskan amal karena Allah, membenarkan Rasulullah saw., dan berdoa dengan kontinyu. Allah pasti akan mendengar dan mengabulkan doa kita.

Keempat, Allah pasti akan mengabulkan setiap doa orang yang berdoa, dan akan mengabulkan orang yang terdesak dengan kebutuhannya ketika ia berdoa kepada-Nya. Allah berfirman:
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (TQS. Ghâfir [40]: 60).

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.. (TQS. al-Baqarah [2]: 186)

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan... (TQS. an-Naml [27]: 62)

Hanya saja harus dipahami bahwa ijabah doa mempunyai pengertian syar’i tersendiri (hakikat syar’iyah) yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. Beliau bersabda: Tak seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang di dalamnya tidak dosa dan memutuskan silaturahmi, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga perkara, yaitu bisa jadi Allah akan mempercepat terkabulnya doa itu saat di dunia; atau Allah akan menyimpan terkabulnya doa di akhirat kelak, dan bisa jadi Allah akan memalingkan keburukan darinya sesuai dengan kadar doanya. Para sahabat berkata, “Kalau begitu kami akanmemperbanyak doa.” Rasulullah saw. bersabda, “Allah akan lebih
banyak lagi (mengabulkannya).” (HR. Ahmad, al-Bukhâri dalam al-Adab al-Mufrad)

Seorang hamba yang berdoa akan terus menerus dikabulkan doanya selama ia tidak berdoa dengan dosa dan memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak tergesa-gesa ingin cepat dikabulkan. Dikatakan kepada Nabi saw., “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa ingin cepat-cepat dikabulkan?” Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu ketika ia berkata, ‘aku telah berdoa, aku telah berdoa, tapi aku tidak melihat doaku dikabulkan.’ Kemudian ia mengeluh karenanya, dan akhirnya meninggalkan doanya.” (HR. Muslim)

Maksud hadits di atas adalah bahwa terkabulnya doa tidak mesti terwujud di dunia. Doa itu kadang bisa kabulkan di dunia atau Allah akan menyimpannya di akhirat kelak. Dan di akhirat itu akan terdapat pahala yang sangat besar dan banyak. Atau Allah akan memalingkan keburukan darinya sesuai kadar doanya. Jadi kita harus terus berdoa kepada Allah. Apabila kita percaya dan ikhlas, serta taat kepada Allah, maka kita akan bisa meyakini terkabulnya doa di sisi Allah dengan makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw.

Selain itu kita juga diperintahkan Allah untuk berdzikir. Allah berfirman: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.. (TQS. al-Baqarah [2]: 152)

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (TQS. al-A’raf [7]: 205)

Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (TQS. Jumu’ah [62]: 10)

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (TQS. al-Ahzâb [33]: 41-42)

Dalam hadits mutafaq ‘alaih yang diriwayatkan dari Abû Hurairah ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
Allah Swt. berfirman, “Aku tergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Aku juga akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu kaum, niscaya Aku juga akan mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik daripada mereka. Apabila dia mendekati-Ku dalam jarak sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang kepada-Ku dalam keadaan berjalan, niscaya Aku akan datang kepadanya dalam keadaan berlari.

Dan dalam hadits Muslim yang telah diriwayatkan dari Abû Hurairah, ia berkata:
Rasulullah saw. berjalan di jalan Makkah, kemudian beliau melewati unung Jamdan. Maka Rasul saw. bersabda, “Berjalanlah, ini adalah gunung Jamdan. Dahulu di sini terdapat kaum Mufarridûn.” Para sahabat berkata, “Apa itu kaum Mufarridûn Ya Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Orang-orang yang banyak dzikir kepada Allah.

Al-Qarafi berkata dalam kitab ad-Dakhîrah. Ia berkata hadits ini hasan, “Dzikir ada dua macam, yaitu dzikir dengan lisan; dzikir ini sangat baik jika dilakukan. Tapi ada dzikir yang lebih baik lagi yaitu mengingat Allah ketika melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.”

Sedangkan istighfar hukumnya sunah seperti halnya berdzikir. Allah berfirman :
Dan yang memohon ampun di waktu sahur. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 17)

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(TQS.an-Nisa [4]: 110)

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (TQS. al-Anfâl [8]: 33)

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak

meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 135)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abû Hurairah, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika saja kalian tidak pernah berbuat dosa, pasti Allah sudah melenyapkan kalian, kemudian mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa. Kemudian mereka memohon ampunan kepada Allah, lalu Allah pun akan mengampuni mereka.

At-Tirmidzi dengan sanad yang shahih telah meriwayatkan dari Anas, ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman, “Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau selama berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku pasti akan memberikan ampunan kepadamu atas segala dosa-dosamu dan Aku tidak akan
mempedulikan (kecil dan besarnya dosa). Wahai anak Adam, andaikata dosa-dosamu sampai ke Langit kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku, maka pasti Aku akan memberikan ampunan kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh Bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku, tapi engkau tidak menyekutukan-Ku sedikit pun, maka pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sepenuh Bumi.

Ahmad dan al-Hâkim telah meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dan disetujui oleh adz-Dzahabi dari Abû Said al-Hudri dari Nabi saw, beliau bersabda: Iblis pernah berkata, “Demi kemuliaan-Mu, aku tidak akan berhenti menyesatkan hamba-hamba-Mu selama ruh masih menempel di badan mereka.” Kemudian Allah berfirman, “Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku tak akan berhenti memberikan ampunan kepada mereka selama mereka meminta ampunan kepada-Ku.”

Dari Abdullah bin Basyar, dari Ibnu Majah dengan sanad yang shahih, ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Berbahagialah bagi orang yang di dalam catatan amal mereka menemukan istighfar yang banyak

Dalam hadits yang panjang, yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abû Dzar dari Nabi saw., dari Allah ‘Azza wa Jalla, bahwasanya Dia telah berfirman:

Wahai hambaku!, sesungguhnya kamu pasti melakukan kesalahan siang dan malam. Tapi Aku akan senantiasa mengampuni seluruh dosa, maka mintalah ampunan kepada–Ku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar