Kamis, 09 Juli 2009

Apakah Anda Masih Mengaku Beriman?

Apakah Anda Masih Mengaku Beriman?

Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Ahad Pagi, tanggal 14 Syawal 545 H.

Sesungguhnya Nabi Muhammad saw, bersabda:
"Aku dan orang-orang yang bertaqwa dari ummatku, bebas dari keterpaksaan." (Ditakhrij oleh Thabrany)

Orang yang bertaqwa tidak akan pernah merasa terpaksa dalam beribadah kepada Allah azza wa Jalla, karena ibadah telah menjadi watak pribadinya. Ia beribadah secara lahiriyah, sedangkan batinnya sama sekali tidak terbebani.

Sedangkan orang munafik dalam setiap tingkah laku jiwanya senantiasa merasa terbebani, apalagi dalam soal ibadah kepada Allah azza wa-Jalla. Secara lahiriyah terbebani sementara batinnya meninggalkan ibadah sama sekali. Apalagi masuk dalam kalangan orang bertaqwa, sama sekali tidak mampu. Setiap ruang itu ada wacana, dan setiap amal ada tokohnya, dan setiap peperangan ada pahlawannya.

Wahai orang munafik, taubatlah kalian dari kemunafikanmu, kembalilah dirimu dari ruang kemunafikanmu. Bagaimana mungkin anda meninggalkan syetan yang terus menertawakanmu dan membincangkan dirimu? Jika kalian sholat atau pun puasa, semata kalian lakukan untuk kepentingan makhluk, bukan untuk Allah ta'ala, hal yang sama ketika anda bersedekah, berzakat, dan berhaji.

"Amalnya sia-sia." (Al-Ghosyiyah, 3), dan selangkah lagi mereka sampai pada, "neraka yang menjilat-jilat apinya." (Al-Ghasyiyah: 4)
Semua itu akan terjadi manakala kalian tidak menemukan Allah, bertobat kepadaNya dan memohon ampunan. Karena itu ikutilah jejak Nabi saw, dan para Ulama Salaf yang sholeh.

Berjalanlah dengan teguh di atas jalan yang lurus, tidak ada kesembronoan dan keteledoran bahkan kejumbuhan. Tetapi mengikuti sunnah Rasulullah saw, tanpa keterpaksaan, tanpa kontra, dan tanpa pikir-pikir dulu. Jika itu bisa anda lakukan anda akan meraih keleluasaan sebagaimana orang-orang terdahulu .

Celakalah anda. Kenapa anda hafal Al-Qur'an dan hadits tapi tidak mengamalkannya, lalu untuk apa anda berhafal seperti itu? Anda memerintahkan kebaikan tetapi anda tidak mengamalkannya? Anda melarang keburukan tetapi anda tidak melarang diri anda. Allah berfirman:
"Betapa besar dosamu di sisi Allah, ketkika anda berkata tetapi anda tidak berbuat…" (Ash-Shaf: 3)

Kenapa anda bicara tetapi anda kontra dengan isinya? Kenapa anda mengajak iman tetapi anda tidak beriman?
Iman itu sendiri adalah faktor yang melawan terhadap bencana-bencana, dan iman adalah kesabaran di atas beban kita. Imanlah yang memerangi dan melawan diri kita. Iman adalah faktor yang merendahkan derajat dunia dan meninggikan derajat di sisi Allah Azza wa-Jalla. Sedangkan hawa nafsu merasa mulia di depan syetan dan tujuan-tujuan nafsu.

Siapa yang kehilangan pintu Allah, akan duduk di pintu makhluk. Siapa yang menelantarkan Jalan Allah 'Azza wa-Jalla dan tersesat dari jalan itu, maka ia akan berpijak di jalan makhluk. Siapa pun yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka pintu-pintu kemakhlukan akan tertutup dari arah hatinya, dan terputus dari harapan pemberian dari mereka, sampai ia benar-benar kembali kepadaNya, dari pengkhianatan jiwa menuju kebenaran, dan dari ketiadaan menuju Yang Maha Ada.
Celaka anda sekalian. Anda bergembira dengan posisimu ketika pagi di musim dingin, lalu sebentar lagi musim panas, tetapi anda telah menumpahkan airmu di tempatmu, yang membuatmu hancur di sana, karena anda kehilangan air saat musim panas, padahal air itu melimpah di musim dingin.

Karena itu bersama Allah lah, anda akan kaya, mulia, bahkan anda menjadi penguasa yang memerintah dengan bukti nyata. Siapa yang merasa cukup bersama Allah Azza wa-Jalla segalanya akan butuh kepadanya. Dan segalanya itu tidak datang dengan fantasi dan riasan, tetapi datang dengan sesuatu yang menghujam di dada, dengan amal yang benar.

Anak muda, jadikanlah kesulitan sebagai ladang kegigihan, dan kesunyian, jadikanlah selimutmu, sementara lari dari kepentingan dunia makhluk engkau jadikan tujuanmu. Jika engkau mampu mengeduk bumi untuk persembunyianmu, lalukanlah. Semua demi kegigihan untuk mempertahankan iman dan yakinmu, kelak akan merwarna-warna sayap-sayap kebenaran anda, dan terbukalah keduamata hati anda, hingga bumi rumah jiwamu naik dan terbang menuju ke cakrawala ilmu Allah. Engkau terbang ke timur dan barat, daratan dan lautan, ngarai dan bukit-bukit, engkau bahkan mengelilingi langit-langit dan bumi, dan engkau bersama dengan bukti, bersama Yang Maha Menjaga dan Maha mengasihi.
Di saat itulah anda bisa mengucapkan kalam anda, melepaskan selimut kesunyian anda, dan tidak lagi lari dari para makhluk. Dan keluarlah dari persembunyianmu, karena anda telah menjadi obat bagi penderitaan mereka, sama sekali mereka tidak membahayakan dirimu.

Bahkan anda tidak perlu menghiraukan serangan mereka, jumlah mereka, apakah mereka menerima atau pun menolak, apakah mereka memuji atau mencaci, anda tidak perlu peduli. Apalagi sekadar anda jatuh, anda pun akan bersama Allah Azza wa-jalla.

Wahai kaum Sufi… Kenalilah Sang Pencipta ini dan beradablah di hadapanNya.. Sepanjang anda menjauh dari Allah anda berarti telah beradab buruk pada mereka. Jika anda dekat denganNya, itulah adab yang baik. Penghormatan pasukan di depan pintu sebelum sang raja menaiki kendaraan. Jika raja telah naik ia begitu gigih dan sangat hormat, karena mereka sangat dekat dengan raja. Semua mereka lari menuju suatu tempat.
Ketika jiwa menghadap dan menerima makhluk adalah fakta nyata atas penolakan terhadap Sang Khaliq Azza wa-Jalla. Anda tidak meraih kemenangan dan keberuntungan sampai anda menanggalkan ketergantungan dengan makhluk dan sebab akibat duniawi, meninggalkan pandangan makhluk yang serba dipenuhi kepentingan manfaat dan madharat.

Sungguh anda adalah orang-orang yang sehat jasmani tapi sakit jiwa. Anda orang-orang kaya tetapi miskin jiwa. Anda orang-orang hidup tetapi mati jiwa. Anda kelihatan ada, sesungguhnya tiada.

Sampai kapan kondisi seperti ini sampai anda jauh dengan Allah Azza wa-Jalla dan berpaling dariNya?
Sampai kapan anda membangun dunia dan merobohkan bangunan akhirat?
Padahal hati kalian hanya satu, bagaimana mungkin hati anda sekalian terbelah menjadi dua, mencintai dunia dan akhirat?
Bagaimana hatimu bisa engkau bagi, mencintai makhluk dan Khaliq? Bagaimana bisa, hal itu terjadi dalam satu kondisi dan satu saat, dalam satu hati? Jelas dusta.

Nabi Saw bersabda: "Dusta itu menjauhkan iman."
Setiap wadah menjadi tempat melimpahkan isi di dalamnya. Amal-amal anda merupakan bukti atas keyakinan anda. Lahiriyahmu merupakan bukti atas suasana batinmu. Karena itu sebagian Ulama berkata, "Dzahir adalah ragam batin." Batinmu, adalah lahirmu di depan Allah Azza wa-Jalla dan di depan hamba-hamba Allah terpilih.

Jika anda berada di hadapan salah seorang dari pilihan Allah, maka beradablah di hadapannya, dan bertobatlah kepada Allah sebelum anda bertemu dengan salah satu mereka. Berendah hatilah di hadapannya. Jika anda tawadlu kepada hambaNya yang sholeh, maka sesungguhnya anda telah bertawadlu kepada Allah Azza wa-Jalla.

Tawadlu'lah, sesungguhnya orang yang bertawadlu itu ditinggikan derajatnya di depan Allah Azza wa-Jalla. Beradablah yang baik di hadapannya karena dia itu lebih tua dibanding anda. Karena Nabi SAW pernah bersabda, "Barokah itu ada pada tokoh-tokoh tua kalian…"
Yang dimaksud Nabi saw, bukan sekadar tua usia, tetapi juga tua jiwa. Taqwa itu berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta berpijak pada Kitab dan Sunnah. Jika tidak demikian, maka pasti banyak para syeikh yang tidak boleh dihormati dan memberikan salam padanya, dan pandangannya tidak menimbulkan barokah.

Tokoh-tokoh tua dimaksud adalah kaum yang bertaqwa, yang soleh, yang wara', yang mengamalkan ilmunya yang sangat ikhlas dalam beramal. Tokoh-tokoh tua adalah orang-orang yang jernih hatinya yang senantiasa menghindari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Tua jiwa yang senantiasa ma'rifat kepada Allah Azza wa-Jalla yang alim dan dekat kepadaNya. Sepanjang ilmu hatinya bertambah, maka bertambah dekatlah dia kepadaNya.

Setiap hati, dimana ada cinta dunia di dalamnya, pada saat yang sama ia terhijab dari Allah 'Azza wa-Jalla. Menurut kadar kecintaan anda kepada dunia, maka kadar kecintaan anda kepada akhirat berkurang. Dan karena kadar cinta anda berkurang kepada akhirat, berkurang pula kadar cinta anda kepada Allah Azza wa-Jalla. Kenalilah kadar posisimu, dan jangan kalian tempatkan dirimu pada posisi yang tidak diposisikan Allah kepadamu. Karena itu seorang Ulama berkata, "Siapa yang tidak kenal posisinya, maka takdir akan mengenalkan posisinya."

Karena itu anda jangan duduk pada tempat yang bukan posisi anda. Jika anda masuk rumah, jangan duduk di suatu tempat yang tidak dipersilakan duduk oleh tuan rumahnya. Karena anda didudukkan, bukan menurut perintah anda. Kalau anda menolak, anda akan terhina, dan dikeluarkan.
Wahai kaum muda….Anda telah menyia-nyiakan umur anda menghafal dan menekuni ilmu, tapi anda tidak pernah mengamalkannya. Mana yang bisa membuat anda bermanfaat jika demikian? Nabi saw, bersabda:
"Allah berfirman kepada para Nabi dan Ulama di hari qiamat. "Anda semua adalah para pemuka makhluk, apa yang anda lakukan untuk menjaga mereka?" Lalu Allah berfirman kepada para raja dan orang-orang kaya, "Kalian semua adalah bendaharawan hartaKu, apakah kalian sudah menyampaikan kepada fakir miskin, dan memelihara anak-anak yatim, dan mengeluarkan HakKu dari harta itu yang sudah Aku wajibkan padamu?"

Wahai para Sufi…Ambilah pelajaran dari nasehat Rasulullah saw. Dan terimalah sabdanya. Lalu kenapa begitu keras hati kalian! Maha suci Allah untuk menjadikan diriku keras kepada makhluk. Setiap burung terlempar maka datanglah pemotong takdir dan memotong sayapku. Aku hanya menghibur diri, bagaimana, sedangkan aku ada di hadapan Sang Raja.
Celakalah hai orang munafik. Anda berfantasi agar diriku keluar dari negeri ini. Bahkan kalau anda tahu, sedikit aku bergerak, segala perkara berubah dan tubuh anda jadi rontok, ucapan jadi berubah. Tetapi aku takut kepada Siksaan Allah Azza wa-Jalla yang dicepatkan. Aku tidak gembira, tetapi aku berada dalam bagian takdir. Aku hanya berselaras dalam kepasrahan padaNya. Ya Allah berilah keselamatan yang sesungguhnya….
Celaka anda.! Anda telah menertawakan saya. Sedangkan saya sedang berdiri di Pintu Allah Azza wa-Jalla. Aku mengajak para makhluk datang kepadaNya. Anda akan tahu jawabnya. Naiklah ke atas sehasta, dan menuju ke bawah ribuan hasta, anda akan tahu wahai si munafik, siksa-siksa Allah Azza wa-Jalla, dunia dan akhirat zaman telah sesak, dan kalian bakal tahu apa yang bakal terjadi.

Sedang saya berada di Tangan kekuasaan Ilahi, kadang membuatku seperti bukit dan kadang membuatku seperti atom, kadang membuatku seperti lautan kadang hanya setes air lautan, kadang membuatku seperti matahari kadang membuatku hanya sekilat cahaya. Dia yang membolak balikku seperti membolak-balik malam dan hari. Firman Allah:
"Setiap hari Dia dalam UrusanNya" (Ar-Rahman, 29)
Bahkan setiap detik. Hari untuk dirimu, tetapi detik untuk selain dirimu (Allah SWT, pent.).

Wahai anak-anakku….Jika anda ingin luaskan dadamu, dan baik hatimu, jangan engkau hiraukan ocehan makhluk, jangan kau pedulikan ucapan mereka. Ingatlah bahwa mereka itu tidak ridlo kepada Khaliknya, bagaimana mereka ridlo kepada anda? Ketahuilah kebanyakan mereka itu tidak mau mengerti, tidak mau berfikir, tidak mau melihat dan tidak beriman.

Bahkan mereka lebih banyak dustanya dan tidak berlaku benar. Bersabarlah atas cacian makhluk demi mencari ridloNya. Bersabarlah atas cobaan dari mereka, dan itulah ujian bagi hamba-hamba Allah yang sholeh, yang dipilihNya.

Mereka telah diputuskan dari memandang selain kepadaNya, bahkan mereka diuji dengan berbagai cobaan, bencana, dan penderitaan yang menekan mereka, baik ujian dunia, akhirat, dan segala hal di bawah Aras sampai di bawah bintang tsuraya, sampai mereka merasa tiada, hingga yang ada adalah yang ditemuinya, Allah Azza wa-Jalla. Allah menempatkan di sisiNya, bukan di sisi lainnya, dijadikan sebagai makhluk "lain", sebagaimana Allah Azza wa-Jalla berfirman:
"Kemudian Allah menumbuhkan ciptaan lain, maka bertambahlah kebajikan Allah, sehingga menjadi makhluk terbaik." (Al-Mu'minum 14)

Inilah makhluk yang menyendiri jiwanya bersama Allah swt, dari saudara sesama manusia, anak cucu Adam. Ia menjadi makhluk Robbany dan Ruhany, dimana hatinya merasa sesak jika memandang makhluk, dan menutup pintunya dari semua makhluk. Dunia, akhirat, syurga, neraka dan seluruh makhluk dijadikan satu, lalu kesatuan makhluk itu diserahkan di tangan rahasia hatinya, kemudian ditelannya habis sampai tak satu pun yang tampak. Yang menampakkan hanyalah Kekuasaan sebagaimana ditampakkannya pada tongkat Musa a.s.

Maka Maha suci Allah yang menampakkan KuasaNya menurut KehendakNya pada tangan orang yang dikehendakiNya. Tongkat Musa telah menelan berbagai tampar tali yang begitu banyak, tanpa sedikit pun berubah dalam perutnya. Allah ingin mengajari mereka akan KekuasaanNya, bukan hikmah. Sebab sihir pada hari itu adalah hikmah dan matematis, sedangkan apa yang tampak di tongkat Musa as adalah Kekuasaan Allah Azza wa-Jalla yang luar biasa, sekaligus Mu'jizat. Karena itu pemuka penyihir itu berkata kepada salah satu sahabatnya. "Lihatlah pada Musa bagaimana tingkahnya? Lalu sahabatnya menjawab, "Warnanya berubah dan tongkat telah mengerjakan pekerjaannya." Pemuka itu berkata, "Ini merupakan pekerjaan Allah Azza wa Jalla, bukan pekerjaan tongkat. Penyihir tidak takut dari sihirnya, dan pembuat tidak takut pada buatannya." Lalu dia beriman dan para pengikutnya pun beriman.

Wahai anak-anaku…Kapankah hikmah tegak menuju Qudroh? Kapankah amalmu dengan hikmah sampai kepada qudrotnya Allah azza wa-Jalla? Kapankah hal itu bisa menyampaikan kejernihan hatimu dalam amalmu menuju Pintu Taqarrubmu kepada Tuhanmu Yang Maha Agung nan Mulia?
Kapankah anda diperlihatkan matahatri ma'rifat, pada wajah-wajah jiwa orang awam dan terpilih, dimana anda tidak lari dari Allah swt karena ujianNya?
Padahal Allah mengujimu agar kamu tahu, apakah kamu kembali pada Sang Penyebab (Allah) dan meninggalkan pintuNya atau tidak? Apakkah anda akan kembali pada aspek lahir atau kembali pada wahana batin?
Sampai mana sesuatu ditemukan dan tidak ditemukan, sampai mana yang terlihat dan tidak terlihat. Oh Tuhan, janganlah Engkau pisahkan diriku...Tuhan...limpahilah rizki taqarrub kepadaMu tanpa bencana. Tuhan, limpahilah kedekatan dan kelembutanMu. oh Tuhan, dekat tanpa jauh, kami tak mampu jauh-jauh dariMu, begitu juga kerasnya bencana. dekatlah padaMu tanpa neraka bencana. Kalau toh pun itu terjadi, jadikanlah seperti api Ibrahim KekasihMu. Suburkanlah di sekitar kami sebagaimana Engkau suburkan di sekitarnya. Cukupkanlah kami dari segala sesuatu sebagaimana Engkau cukupi Ibrahim. Berilah kami kemesraan dan limpahilah kami sebagaimana Engau limpahi dia. Jagalah kami sebagaimana Engkau jaga dia. Amin.

Ibrahim as, telah meraih kasih sayang sebelum menempuh Jalan. ia raih Tetangga (Allah) sebelum rumah (syurga). Ia raih kemesraan sebelum kekerasan, pencegahan sebelum sakit tiba, kesabaran sebelum bencana, rela sebelum terjadinya rencanaNya. Kalian tahu semua dari Ayahanda kalian, Ibrahim as. Ikutilah jejak langkah dan ucapannya.
Maha Suci Allah Yang telah melembutkan Ibrahim dengan lautan bencana, dan memberikan beban tugas penyucian di samudera cobaan, bahkan mengokohkannya. Ia mendapatkan beban menghadapi musuh, seakan tetap gagah perkasa di atas kuda di atas tempat yang tinggi. ia mendapatkan tugas mengajak para makhluk untuk berada dalam JamuanNya dan mendapatkan nafkah DariNya. Itulah kelembutan batin yang tersembunyi.

Wahai anak-anaku...Kalian harus bersama Allah dengan hati yang diam ketika kekuasan dan tindakanNya datang, sampai kalian merasakan kelembutanNya yang melimpah. Bukankah anda pernah mendengar kisah Jalinus yang bijak? Bagaimana ia bisa menyembunyikan dan berdiam diri sampai ia bisa menghafal seluruh ilmu yang ada padanya. Hikmah Allah Azza wa Jalla tidak pernah datang ke dalam hatimu, melalui ocehan dan kontramu terhadap Allah, apalagi sikapmu yang menentang pada ketentuanNya.

ya Allah rizkikanlah kami keselarasan padaMu dan meninggalkan penentangan kepadaMu. Berikanlah kami kebajikan dunia dan kebajikan akhirat dan lindungilah kami dari api adzab neraka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar