Sabtu, 04 Juli 2009

Wanita sebagai makhluk yang mulia.

Lihat: Lengkap | Ringkas

* Catatan Alfan Arrasuli
* Catatan Tentang Alfan Arrasuli

Wanita sebagai makhluk yang mulia.
Bagikan
22 Juni 2009 jam 3:56


Perempuan sebaiknya tidak melupakan kedudukan pria sebagai pemimpin. Baik dalam kehidupan sosial maupun berumah tangga. Dalam shalat pun kita tidak pernah mengenal kaum wanita yang bertindak sebagai imam bagi kaum pria. Dalam saf shalat pun wanita harus berada terpisah dibelakang barisan kaum pria. Pria memang ditakdirkan sebagai pemimpin dan pelindung bagi kaum wanita. Adalah pengaruh buruk dari pemahaman dunia barat yang salah tentang persamaan derajat yang berpendapat bahwa perempuan benar-benar sederajat dengan kaum pria dalam semua aspek kehidupan.
Islam seringkali menerangkan bahwa kaum laki-laki lah yang pantas untuk menjadi Khalifah di muka bumi dan sebagai Imam (Pemimpin) bagi umat. Namun hal ini tidak berarti merendahkan derajat kaum perempuan terhadap kaum laki-laki. Islam justru mengangap perempuan itu sebagai makhluk yang suci, indah, dan mulia. Islam sangat menghargai kedudukan seorang Ibu dalam keluarga seperti saat Nabi Muhammad menerangkan siapa makhluk ciptaaan Allah SWT yang lebih mulia Ayah atau Ibu, beliau menjawab yang pertama Ibumu, yang kedua Ibumu, dan yang ketiga Ayahmu. Mengagumkan. Betapa besar islam menghargai peranan ibu dalam keluarga, Ibu sebagai sosok yang mulia, beliau mengurus segala kepentingan keluarga, mengurus rumah tangga, memelihara dan mencintai anaknya melebihi kecintaannya terhadap diri sendiri. Islam bahkan memberikan perlindungan yang lebih tinggi kepada kaum perempuan dengan mewajibkannya menutupi aurat-auratnya yang lebih banyak dari kaum laki-laki dengan jilbab karena kaum perempuan memiliki keindahan yang lebih tinggi dari kaum lelaki secara lahiriyah. Islam bukannya ingin membelenggu kaum perempuan dengan penggunaan jilbab ini. Justru Islam sebagai agama paling mulia ingin melindungi dan lebih menghargai perhiasan-perhiasan yang dimiliki oleh kaum wanita dengan menjaga auratnya dan pandangannya. Islam ingin melindungi kemuliaan yang dimiliki oleh kaum perempuan seperti Allah Swt berfirman dalam ayat Katakanlah kepada wanita yang beriman : " hendaklah mereka menahan pandangannya , dan memelihara kemaluannya , dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya , kecuali yang ( biasa ) nampak daripadanya . Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya , dan janganlah menampakkan perhiasannya , kecuali kepada suami mereka , atau ayah mereka , atau ayah suami mereka , atau putera - putera mereka , atau putera putera suami mereka , atau saudara - saudara mereka , atau putera - putera saudara perempuan mereka , atau wanita - wanita islam , atau budak - budak yang mereka miliki , atau pelayan - pelayan laki - laki yang tidak mempunyai keinginan ( terhadap wanita ) atau anak - anak yang belum mengerti tentang aurat wanita . Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan . Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada allah , hai orang - orang yang beriman supaya kamu beruntung . 24:32, an-nur. Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri2mu,anak2 perempuanmu dan istri2 orang mukmin,"Hendaklah mereka menutup jilbabnya keseluruh tubuh mereka". Yang demikian agar mereka lebih mudah dikenali,sehinnga mereka tdk diganggu.Dan Allah maha pengampun,Maha penyayang.(QS Al Ahzab 33:59). Imam Ali bin Abi Thalib as pernah bersabda "Akan datang pada manusia suatu zaman di mana wanita-wanitanya keluar dengan memakai pakaian yang tipis..." Sayedah Fathimah az Zahra as penghulu para wanita di Surga pun memiliki riwayat mengenai pentingnya hal ini Suatu hari Rasulullah Saww bertamu ke rumah Fathimah as. dengan membawa seorang buta. Ia langsung menutup dirinya dengan hijab supaya tidak dilihat oleh orang tersebut. Rasulullah Saww langsung bertanya: “Mengapa engkau menutupi dirimu dengan hijab padahal ia tidak dapat melihatmu?” “Jika ia tidak dapat melihatku, aku yang dapat melihatnya. Ia dapat mencium aroma badanku”, jawabnya. “Aku bersaksi bahwa engkau adalah pengalan tubuhku”, jawab Rasulullah Saww menimpali. Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saww bercerita tentang pengalamannya setelah melihat penduduk neraka: “Wahai putriku, wanita yang digantung dengan rambutnya itu adalah wanita yang tidak menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki, wanita yang digantung dengan lidahnya adalah wanita yang suka mengganggu suaminya. Adapun wanita yang berkepala babi dan berbadan keledai adalah wanita yang suka mengadu domba dan pembohong, dan wanita yang berbadan anjing adalah wanita penyanyi dan penghasut”. Namun paham liberalis (kebebasan) yang ditularkan oleh dunia barat telah merusak moral dan cara pandang kaum perempuan terhadap hukum-hukum islam dan mempengaruhi kaum perempuan untuk membuat apologi-apologiterhadap beberapa ketentuan Islam yang sangat vital dan menurunkan hukum menutup aurat dari wajib menjadi sunat. Astaghfirullah.

1 komentar:

  1. Mohon ditinjau dan diperbaiki:
    "Imam Ali bin Abi Thalib as pernah bersabda"
    "Fathimah az Zahra as"
    1. Ali bin Abi Thalib bukan nabi
    2. Fathimah Az-Zahrah bukan nabi
    Jika Anda bukan WAHABI, harap diganti atau hapus artikel menyesatkan ini

    BalasHapus