Sabtu, 04 Juli 2009

SAKIT BISA MEMBAWA NIKMAT DAN BERKAH, BAGAIMANA CARANYA??/

Adalah sesuatu yang lazim bila sebagian kita jatuh mengeluh tatkala sakit. Tubuh lunglai, wajah kuyu, dan pudar cahayanya. Padahal, semakin banyak kita mengeluh, maka akan semakin terasa pula sakitnya. Yang paling membahayakan adalah bila pikiran kita tidak terkuasai dengan baik. Biasanya menerawang jauh, realitas yang ada didramatisasi, segalanya dipersulit dan dikembangkan, hingga makin parah dan menegangkan.
Orang yang terkena gejala tumor misalnya, akan menjadi sengsara jika yang menjadi buah pikirannya adalah sesuatu yang lebih mengerikan dari kondisi sebenarnya. Ah, jangan-jangan tumor ganas. Bagaimana kalau merambat ke seluruh tubuh, sehingga harus dioperasi? Lalu, bagaimana kalau operasinya gagal? Belum lagi biayanya yang pasti akan sangat mahal. Bila hal ini terjadi, maka orang tersebut akan jauh lebih menderita daripada kenyataan sebenarnya. Hal ini terjadi karena kesalahan cara berpikir. Ia belum paham terhadap hikmah dari penyakit yang menimpanya, sehingga salah dalam menyikapinya.
Hasilnya jelas: rugi dunia akhirat. Sikap mental semacam ini tentu harus segera kita atasi. Memang benar badan kita harus sehat, karena hanya dengan badan sehatlah gerak hidup kita menjadi lancar. Kalau pun tubuh kita harus sakit, suatu saat nanti, maka hati kita harus tetap berfungsi dengan baik. Bagaimana cara menyiasatinya? Pertama, kita harus yakin bahwa hidup kita akan selalu dipergilirkan. Boleh jadi sekarang kita sehat, tapi esok hari kita sakit. Ini adalah sebuah keniscayaan. Kita harus yakin bahwa segala yang ada dan yang terjadi di dunia ini ada dalam genggaman Tuhan.
Begitu pula kalau Tuhan menghendaki kita sakit. Itu adalah hal yang wajar, karena tubuh kita adalah milikNYA. Kenapa kita harus kecewa dan protes? Ibarat seseorang menitipkan baju miliknya kepada kita. Kalau suatu saat diambil kembali, maka sangat tidak layak bila kita menahannya. Alangkah baiknya bila kita memilih ridha saja dalam menerima semua yang terjadi. Segala kekecewaan, penyesalan, dan keluh-kesah, sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah. Tugas kita adalah ridha akan ketentuan-Nya dan berikhtiar seoptimal mungkin untuk berobat. Ketiga, kita harus yakin bahwa Tuhan itu sangat adil dan bijaksana dalam menentukan sesuatu hal bagi makhluk-Nya. Tuhan itu Maha tahu akan keadaan tubuh kita. Semua yang ditimpakan kepada kita sudah diukur dengan sangat sempurna dan mustahil “over dosis”.
Dengan sakit, kita dapat terhindar dari kemaksiatan yang mungkin akan kita lakukan dalam keadaan sehat. Kita menjadi insyaf akan betapa penting dan mahalnya harga kesehatan yang seringkali kita sia-siakan ketika sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar