Minggu, 21 Juni 2009

Kebahagiaan Hanya Ada Di Akhirat

Kepada orang beriman Allah ta’aala menghendaki agar mereka memandang akhirat dengan penuh kesungguhan karena di sanalah kehidupan sejati akan dijalani manusia. Sedangkan terhadap dunia Allah ta’aala menghendaki agar orang beriman berlaku sewajarnya dan tidak melampaui batas kebutuhan yang telah di gariskan Allah pun juga tidak telalu ngoyo dalam meraih cita – cita materi. Sebab kehidupan dunia ini Allah ta’aala gambarkan sebagai tempat dimana orang sekedar bermain-main dan bersenda-gurau.

Orang tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati di dunia ini begitu juga dengan penderitaan yang hanya sekedar lewat dan setelah itu tidak ada bekasnya. Sementara di akhirat manusia akan merasakan kesenangan yang sesungguhnya di surga dan abadi pula. Dan sebaliknya, di dalam neraka manusia akan merasakan penderitaan sejati dan kekal pula. Maka, saudaraku, alangkah naif, hina dan ruginya orang yang rela mempertaruhkan kehidupan abadinya di akhirat kelak dengan alasan ingin merebut keberhasilan dunia. Sungguh orang-orang yang hidup dengan logika sekular seperti itu tentu akan menyesal sangat ketika baru menyadarinya setelah ia berada di alam akhirat. Mereka akan mengakui kekeliruan dan dosa mereka pada saat yang sudah terlambat dan keadaan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

Kelak di dalam akhirat banyak manusia yang menyesal, ”Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Al-Mulk ayat 10-11)

Kaum pencinta dunia tidak terlalu peduli dengan kehidupan akhirat, mereka lebih memusatkan pikiran dan energinya untuk meraih kesenangan dunia yang langsung bisa di nikmati saat itu juga. Mereka tidak sabar dengan kenikmatan surga yang harus mereka tempuh dengan ketaatan di dunia ini. Pantaslah bilamana Allah ta’aala memerintahkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam agar menjauh dari kaum pencinta dunia. Sebab mereka tidak pernah peduli dengan peringatan yang datang dari Allah ta’aala dan RasulNya.

”Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan hanya menginginkan kehidupan duniawi. Itulah batas pengetahuan mereka.” (QS An-Najm ayat 29-30)

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan dalam sebuah haditsnya bahwa dampak negatif menjadi pemburu dunia sangat jelas’
“Barangsiapa yang dunia adalah ambisinya, niscaya Allah ta’aala cerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran di hadapan kedua matanya dan Allah tidak memberinya dari harta dunia ini, kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR Ibnu Majah 4095)

Dan sebaliknya, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan manfaat yang diperoleh orang bertaqwa yang menjadikan akhirat sebagai perhatian utamanya.
“Dan barangsiapa yang akhirat menjadi keinginannya, niscaya Allah ta’aala kumpulkan baginya urusan(dunia)-nya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya.” (HR Ibnu Majah 4095)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar