Kamis, 25 Juni 2009

Refleksi Ramadlan

Dalam Nasaih al Ibad, makalah ke-16 menyitir sebuah pernyataan: "Sesungguhnya syahwat itu dapat membuat para raja menjadi para budak, karena sesungguhnya barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia adalah budak dari sesuatu tersebut. Dan sabar itu dapat membuat para budak menjadi raja-raja, karena budak itu dengan kesabarannya dia akan dapat memperoleh apa yang dia inginkan". Tiadakah pengetahuanmu sampai pada kisah dari pemimpin kita yang mulia, putera dari orang yang mulia, putera dari orang yang mulia, Yusuf As Shiddiq, putera Ya’qub As Shabur, putera Ishaq Al Halim, putera Ibrahim Al Khalil Al Awwah as. dan Zulaikha? Sesungguhnya Zulaikha telah mencintai Sayyidina Yusuf dengan puncak kecintaan, sedang Sayyidina Yusuf sabar atas tipu daya dan tindakannya yang menyakitkan.

Karena itu pulalah salah satu konsep Islam dalam mendorong seorang muslim bisa menjadi raja bagi dirinya sendiri adalah disyariatkannya ibadah puasa, bagaimana seorang muslim didorong untuk mendidik nafsunya menjadi dibawah kendali otak dan ilmunya bukan menjadikan otak dan ilmu sebagai alat pemuas nafsu syahwat. Ramadan bermakna pula sebagai al ramad, pembakar dosa. Karena itupula bagi mereka yang sukses menyekolahkan nafsunya di bulan Ramadan ini, dia berarti telah sukses dan berhak atas kefitrian di bulan syawal, tetapi kalaupun ternyata bulan Ramadan bahkan hanyalah menjadi alat pemuas nafsu, dari yang tidak pernah pergi ke mal dan supermarket, jadi seorang yang konsumtif dengan alasan menghormat Ramadan, sibuk mencari pakaian baru mengalahkan tarawih dan ibadah lainnya dengan alasan menghormat ied fitri, maka kesia-siaan sajalah yang dia peroleh.

Ramadan bagi orang yang seperti itu hanyalah menjadi pemuas nafsu, dan orang yang seperti itu tidak akan pernah merasakan ke fitri an diri di bulan syawal. Di Bulan yang bermakna peningkatan itu, hanyalah menjadi instrument nafsu untuk memamerkan baju baru, celana baru, atribut baru, mobil baru, nuansa rumah yang baru, tetapi hatinya tetap kering tanpa makna. Tidakkah kita pernah mendengar dawuh Nabi Muhammad:
لَيْسَ العيْد لِمَن لَبِسَ الجَدِيْد وَلَكِنَّ العِيْد لِمَن إِيْمَانُهُ يَزِيْد.او كما قال

Hari raya bukanlah bagi mereka yang pakaiannya baru tetapi hari raya adalah bagi mereka yang keimanannya bertambah.

Karena itu wahai saudaraku sesama muslim, jadikanlah Ramadan ini sekolahan bagi nafsumu, bagi jiwamu, bagi jasadmu untuk menjadi lebih dekat dengan sang Pencipta, menuju insan kamil yang diharapkan. Semoga ibadah anda bertambah baik di tahun yang akan datang. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar