Kamis, 25 Juni 2009

lanjutan Pentingnya Meluruskan Niat Niat dalam Beribadah

KIAT UNTUK BERNIAT HANYA KARENA ALLAH

1. Memiliki keyakinan bahwa Al-Qur’an satu-satunya sumber kebenaran hakiki ditambah Hadits Rasul menjadi pedoman hidup di dunia. Dalam pe-ngabdian pada Allah, kita harus mengkondinisikan seolah-olah perhatian orang itu tidak ada, yang ada hanyalah pandangan Allah. Seorang ulama besar berkata "Barang siapa merasa senang amalnya di-lihat orang, maka dia itu orang yang riya". Dalam hadits Rasul menyuruh agar kalau beramal dengan tangan kanan, maka sembunyikan tangan yang kiri, maksudnya usahakan agar secara sembunyi, jika ada orang yang tahu dan membicarakannya, maka itu diluar kehendak kita asal jangan mulut kita yang menceritakan amal-amal tersebut, cukuplah Allah saja yang tahu.

2. Yakinkan diri bahwa hidup ini adalah pe-ngabdian kepada Allah QS.6:162 (Al-na’am) yang selalu kita baca dalam sholat kita/do’a iftitah. "Sesungguhnya sholatku, ibadat, dan pengabdian, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam".



IBADAH YANG BERNILAI Dl HADAPAN ALLAH

QS.51:56 (Adz-Dzariyat) dikatakan "Tidakkah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk meng-abdi/ibadah kepada-KU". Mengabdi/ibadah artinya "TAAT" pada perintah-NYA dan larangan-NYA. Dari ayat di atas seharusnya kita menyadari bahwa hidup kita untuk mengabdi kepada Allah, majikan kita hanya satu "ALLAH", apapun yang kita lakukan selama 24 jam niatkan sebagai wujud pengabdian kita pada Allah.

Muncul pertanyaan dalam diri:

1. Apakah perintah-perintah-NYA itu hanya sholat, puasa, zakat, pengajian dll? Atau apakah larangannya hanya syirik, membunuh, berzina dll?

2. Untuk kepentingan siapa perintah dan larangan tersebut? Allah atau kita?

3. Keuntungan apa yang kita peroleh dari ketaatan pada Allah?

lbadah yang bernilai itu :

1. Niat karena Allah

2. Ada perintah-NYA

Sebenarnya pengertian ibadah, yaitu taat pada perintah-NYA dan larangan-NYA itu luas sekali, tidak sekedar ibadah-ibadah ritual seperti sholat, zakat, puasa, haji, dan sebagainya. Kita mulai tidur dengan do’a sampai bangun tidur, kalau niat karena perintah Allah yang menciptakan malam untuk istirahat dan siang untuk mencari karunia Allah, Maka tidur kita pun bernilai ibadah ikhlas dalam tidur tidak ada iri, dendam, marah dll disaat mau tidur, bangun tidur langsung kita sadari bahwa mulai pagi ini apa-pun yang kita kerjakan sebagai wujud pengabdian kita pada Allah semata. Karena itu, mengurus anak, suami, bekerja mencari nafkah dan seluruh aktifitas kita apapun karena Allah, misal pergi arisan niatkan untuk bersilaturahmi, bukan untuk menggosip, gun-jing, riya, marah-marah, dll. Jelaslah bahwa sebenar-nya kehidupan ini tidak bisa dipisahkan antara dunia dan akhirat, atau nanti saja kalau pensiun saja baru memikirkan akhirat, justru harus seimbang antara dunia dan akhirat, sehingga hidup ini bisa bernilai ibadah taat pada perintah dan larangan-NYA.

Untuk kepentingan siapa "TAAT", jelas untuk kepentingan kita sebagai hamba-NYA, karena Allah Maha Kaya dan Maha segala-galanya. Kitalah yang perlu, karena kita menginginkan kebahagiaan di akhirat, tempat pulang kita nanti setelah mati. Keuntungan apa yang kita peroleh dengan ketaatan itu, kita lihat QS.2:38 (Al-Baqa-rah) "Barang siapa yang mengikuti petun-juk-KU (TAAT) niscaya tidak ada ke-khawatiran atas mereka dan tidak bersedih hati".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar