Sabtu, 27 Juni 2009

Serial Salimul Aqidah : Iman Kepada Malaikat dan Dampaknya

RISALATUL MALAIKAH (الإيمان بملا ئكة الله)


Oleh : Ust. Suherman, S. Ag.


I.Keberadaan Malaikat-Malaikat Alloh SWT

Seorang muslim wajib mengimani adanya Malaikat yang ditugaskan Allah SWT di dunia dan di akhirat. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT adalah Rukun Iman yang kedua, sebagaimana firman-Nya :
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib.” (QS. Al Baqarah : 2-3).

Malaikat termasuk alam ghaib, makhluk, dan hamba Allah SWT. Wujud malaikat diterangkan dalam QS. Fathir ayat 1:
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Ibnu Mas’ud ra : “Rasulullah SAW melihat Jibril as. Dan ia mempunyai enam ratus buah sayap”

Allah SWT menciptakan malaikat dari nur (cahaya). Hal ini diterangkan dalam HR. Ahmad (VI/153) dan Muslim (no. 2996/60) :
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan padamu semua”

Malaikat tidak seperti manusia yang membutuhkan makan, minum dan tidur, berjenis kelamin pria atau wanita. Jadi alam malaikat adalah alam yang tersendiri, tidak dihinggapi oleh sifat yang biasa diterapkan kepada manusia seperti hubungannya dengan materi keduniawian. Hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui tentang alam malaikat ini. Allah SWT menerangkan tentang malaikat dalam kisah Nabi ibrahim as saat para malaikat mendatangi Nabi Ibrahim as :
"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (Malaikat-malaikat) yang dimuliakan. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: ‘Salaman,’ Ibrahim menjawab: ‘Salamun,’ (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarga-nya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang di-bakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: ‘Silahkan kamu makan.’ Tetapi mereka tidak mau makan karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka. Mereka ber-kata: ‘Janganlah kamu takut.’ Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya (dengan) kelahiran seorang anak yang ‘alim (Ishaq).” (QS. Adz Dzaariyaat : 24-28)

“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (Malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.” (QS. Huud : 70)

Allah SWT memberikan ketaatan yang sempurna kepada para malaikat serta kekuatan untuk melaksanakan seluruh bentuk ketaatannya tersebut.
"Dan Malaikat yang ada di sisi-Nya, mereka tidak angkuh untuk beribadah kepada-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al Anbiyaa: 19-20)

“….dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahrim : 6)

“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An-Nahl:49-50)


Para Malaikat juga diberi izin oleh Allah SWT untuk menjelma dalam wujud manusia atau wujud lainnya, sebagaimana firman-Nya :
“Dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.”
(QS. Maryam : 16-17)

Jumlah Malaikat sangat banyak, dan tidak ada siapapun yang dapat mengetahuinya kecuali Allah SWT. Dari Malik bin Sha’sha’ah ra, tentang kisah Mi’raj Nabi SAW. bahwa Allah SWT telah memperlihatkan Baitul Ma’mur di langit kepada Nabi SAW. Tempat itu setiap hari didatangi oleh 70.000 Malaikat untuk mengerjakan shalat di sana. Setiap kali mereka keluar dari tempat itu, mereka tidak kembali lagi. [HR. Bukhari no. 3207 dan 3887, HR. Muslim no. 164 dan HR. Ahmad (IV/207-208)]


II.Cara Beriman Kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT

Iman kepada Malaikat adalah dengan cara :

1.Mengimani wujud dan keberadaan mereka.
“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al Anbiyaa’: 26-27)

2.Mengimani nama-nama malaikat yang sudah kita kenali seperti Jibril, Mikail dan nama malaikat lainnya, sedangkan malaikat yang tidak kita ketahui namanya wajib kita imani secara umum.
3.Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita kenali, seperti malaikat Jibril as sebagaimana yang pernah dilihat Nabi SAW. Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah SAW melihat Jibril dan ia mempunyai 600 buah sayap” (HR. Muslim). Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata: “Rasulullah SAW pernah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang mengetahui keindahannya.”

"Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha-kuasa atas segala sesuatu.”(QS. Faathir : 1)

4.Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah SWT kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti membaca tasbih dan beribadah kepada Allah SWT siang malam tanpa merasa lelah, juga tugas-tugas khusus lainnya.
“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al Anbiya : 19-20)

"Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan”
(QS. Faathir : 1))


III.Tugas-tugas Malaikat-Malaikat Allah SWT

Para malaikat yang diciptakan Allah SWT memiliki tugas-tugas khusus, diantaranya :
1.Menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul Allah, sebagaimana diinformasikan dalam Al Qur’an : “Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Asy Syu’ara : 192-194).
2.Memperkuat para Nabi dan setiap muslim. “Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Quddus.” (QS. Al Baqarah:253). Di dalam Al Quran malaikat Jibril memiliki sebutan antara lain Ar-Ruh Al-Amin/Ruhul Amin dan Ruhul Qudus.
3.Mendatangkan azab bagi umat yang zhalim dan mengingkari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya : “Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan pungggung mereka.” (QS. Muhammad : 27)
4.Menolong manusia dengan memintakan ampun kepada Allah SWT. sebagaimana firman-Nya : “Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Rabb) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Rabbnya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. as-Syura:5)
5.Membantu meningkatkan rohaniah umat manusia di dunia dan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman: “Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat pengiring dan seorang malaikat penyaksi.” (QS. Qaaf : 21)
6.Mencatat segala amal perbuatan manusia. Firman Allah SWT : “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Infithar:10-12)


IV.Para Malaikat Beserta Tugasnya

Para malaikat yang kita wajib imani beserta tugasnya masing-masing di antaranya :
Jibril, malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah. Para Nabi dan Rasul yang mendapat wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril antara lain Nabi Musa as, Nabi Daud as, Nabi Isa as, dan Nabi Muhammad saw.
Mikail, malaikat yang bertugas membagikan rezeki kepada semua makhluk Allah SWT.
Izrail, malaikat yang bertugas mencabut roh atau nyawa semua makhluk apabila sudah tiba saatnya, dan atas perintah dari Allah SWT. Oleh karena itulah ia dinamakan malaikat maut (yang mengantarkan kematian)
Israfil, malaikat yang bertugas meniup sangkakala pada saat hari kiamat tiba dan menjelang manusia dibangkitkan dari alam kubur. Firman Allah SWT : “Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.”(QS. Al Kahfi : 99)
Raqib, malaikat yang bertugas mencatat setiap amal baik manusia, termasuk segala ucapan dan perbuatan baik.
Atid, malaikat yang bertugas mencatat setiap amal buruk manusia, termasuk segala ucapan dan perbuatan buruk/jahat.
Munkar dan Nakir, yaitu dua malaikat yang bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada orang yang ada dalam kubur.
Ridwan, malaikat yang bertugas menjaga pintu syurga.
Malik, malaikat yang bertugas menjaga pintu neraka.
Para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat anjing dan patung/gambar di dalamnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar (patung)." (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah).


V.Do’a dan Dzikirnya Para Malaikat

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berputar-putar di jalan-jalan untuk mencari orang-orang yang berdzikir. Maka bila mereka mendapati satu kaum yang sedang berdzikir kepada Allah, maka mereka pun saling panggil-memanggil dengan menyatakan: Kemarilah kalian karena di sini ada yang kalian cari.”
Selanjutnya Nabi SAW menceritakan: “Maka para Malaikat itu merendahkan sayap-sayap mereka, demikian bertumpuk-tumpuk sampai ke langit terdekat (dengan bumi).”
Kata Nabi SAW : “Maka Tuhan mereka Yang Maha Agung dan Maha Mulia menanyai mereka - dan Dia lebih tahu dari mereka - : “Apa yang diucapkan oleh para hamba-Ku?” Maka para malaikat itu menjawab: “Mereka bertasbih kepada-Mu (mengucapkan Subhanallah), dan mereka bertakbir kepada-Mu (mengucapkan Allahu Akbar ), dan mereka bertahmid kepada-Mu (mengucapkan Alhamdulillah ), dan mereka mengagungkan Engkau.”
Kemudian Allah menanyai mereka para malaikat itu : “Apakah mereka yang berdzikir itu pernah melihat Aku?” Para Malaikat pun menjawab: “Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihat Engkau.” Allah menanyakan lagi: “Bagaimana seandainya mereka melihat Aku?.” Maka para Malaikat pun menyatakan: “Seandainya mereka melihat Engkau, niscaya ibadah mereka kepada-Mu akan lebih kuat, dan mereka akan lebih kuat semangatnya dalam mengagungkan-Mu, dan lebih banyak bertasbih kepada-Mu.”
Kemudian Allah menanyai para malaikat itu: “Maka apakah yang diminta dari-Ku?” Para malaikat pun menjawab: “Mereka meminta dari-Mu syurga.” Allah bertanya lagi kepada para Malaikat-Nya: “Apakah mereka pernah melihatnya?” Dijawab: “Tidak pernah mereka melihatnya demi Allah wahai Tuhan.” Selanjutnya Allah bertanya lagi: “Bagaimana pula kalau mereka pernah melihatnya?” Dijawab: “Seandainya mereka pernah melihatnya, niscaya mereka akan lebih besar keinginannya untuk mendapatkannya, dan lebih kuat semangatnya untuk memintanya serta lebih semangat untuk mencapainya.” Allah bertanya lagi: “Dan apakah yang mereka berlindung daripadanya?” Para Malaikat itu menjawab: “Mereka memohon perlindungan kepada-Mu dari api neraka.” Ditanyakan pula oleh-Nya: “Apakah mereka pernah melihatnya?” Dijawab: “Tidak, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.” Kemudian Allah menanyakan lagi: “Bagaimana pula kalau seandainya mereka pernah melihatnya?” Dijawab: “Mereka akan lebih kuat semangat larinya dan akan lebih takut daripadanya.” Maka Allah menyatakan kepada para Malaikat itu: “Aku jadikan kalian sebagai saksi, bahwa Aku mengampuni dosa-dosa mereka.” Maka berkatalah salah satu dari para Malaikat itu: “Di majelis dzikir itu ada si fulan yang sesungguhnya bukan dari mereka yang berdzikir itu. Dia datang ke majelis itu untuk satu keperluan.” Allah-pun menjatakan: “Mereka itu adalah majelis yang tidak akan celaka siapa pun yang duduk di majelis itu.” (HR. Bukhari, Fathul Bari/11 hal. 208 no. 6408 Kitabud Da'awaat bab Fadhllu Dzikrillahi `Azza wa Jalla )
Rasulullah SAW bersabda,
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah ada suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah ta’ala melainkan malaikat akan meliputi mereka dan rahmat akan menyelimuti mereka, dan akan turun kepada mereka ketenangan, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)


VI.Kesalahan yang Merusak Keimanan kepada Para Malaikat

Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat, bahkan bisa membawa kepada kekufuran. Beberapa kesalahan tersebut adalah:
1.Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Inilah yang dikatakan kaum musyrikin. “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An Nahl : 57)
2.Beribadah kepada para malaikat. Padahal para malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada Allah semata. Walaumereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah SWT, mereka tetaplah makhluk-Nya. “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al A’raf : 206)
3.Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan tidak disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW.
4.Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Malaikat-malaikat tersebut melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya.


VII.Buah Keimanan kepada Para Malaikat

Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim, di antaranya :
1.Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Allah SWT. Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (Al Khaliq). Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemuliaan seorang muslim kepada Allah SWT.
2.Istiqomah dalam mentaati Allah SWT, karena beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka hal ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
3.Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian, karena sebagai seorang muslim ia meyakini di alam raya ini ada ribuan malaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
4.Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya, dimana Allah SWT menjadikan sebagian dari para malaikat sebagai penjaga mereka.
5.Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat bahwa Malaikat Maut suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya, sehingga ia akan selalu mempersiapkan diri menghadapinya dengan iman dan beramal shalih.


VIII.Maroji

1.‘Aalamul Malaaikah, Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqar, Darun Nafais, 1412 H.
2.Al Aqo’id Al Islamiyyah, Sayyid Sabiq, Darul Kutub, Edisi Indonesia Aqidah Islam, Penerjemah Moh. Abdai Rathomy, CV. Diponegoro Bandung, Cet. Ke-12 Tahun 1993
3.Al Fatawa Asy Syar’iyyah Fil Masa’il Al Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al Balad Al Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini 3, Penyusun Khalid Al Juraisy, Penerjemah Amir Hamzah, Darul Haq
4.Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Darul Haq.
5.Syarh Tsalatsatul Ushul, Syaikh Muhammad ibn Sholih Al Utsaimin.
6.http://www.al-ikhwan.net/tsaqafah-islamiyah
Gambar diunduh dari http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://sman-modalbangsa.sch.id/mod/gallery/storeData/normal/20090416103448%40karya_lukis_iman.jpg&imgrefurl=http://sman-modalbangsa.sch.id/index.php%3Fpilih%3Dnews%26mod%3Dyes%26aksi%3Dlihat%26id%3D73&usg=__kJ6R_M4hNbemOmsqsTOTpHZ2KwU=&h=273&w=400&sz=29&hl=id&start=1&tbnid=qAlFT5Skxva-FM:&tbnh=85&tbnw=124&prev=/images%3Fq%3Dkaligrafi%2Bangkasa%26gbv%3D2%26ndsp%3D18%26hl%3Did%26sa%3DN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar