Sabtu, 27 Juni 2009

Serial Salimul Aqidah

Fitnah Kubur, Siksa Dan Nikmat Kubur

Oleh : Ust.Suherman, S. Ag.


Iman kepada hari akhir merupakan bagian dari rukun Iman. Iman kepada hari akhir adalah termasuk mengimani peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sesudah kematian.

Kubur mengeluh terhadap sikap manusia yang tidak sadar bahwa mereka akanl sendirian dalam kubur. Manusia diingatkan untuk menyiapkan perbekalan di alam kubur melalui amal mereka di dunia. Manusia harus sadar, tatkala huru-hara dan kekacauan terjadi di dalam kubur, mereka amat memerlukan teman yang dapat memberikan pertolongan yaitu amal yang shaleh di samping hati yang bersih..

Kubur juga merasa sedih apabila manusia melupakannya. Hadits Nabi SAW yang disampaikan oleh Malik dari Abdillah bin Umar: "Bahwa Kubur telah menangis sambil berkata dalam tangisannya. (Tidakkah kamu tahu) bahwa aku adalah rumah yang sunyi gelap-gulita, rumah yang manusia hanya sendirian dan rumah tempat ulat-ulat (yang akan melumat daging-daging manusia)"

Walaupun kubur menangis mengenangkan nasib manusia, namun sayangnya. manusia sendiri terus bergelut dalam tawa, seolah mereka tidak akan bertemu dengan kubur. Alangkah bahagianya jika manusia senantiasa mengingat kubur yang tidak pernah melupakan manusia. Ketika jenazah anak cucu Adam dibaringkan di dalam kubur, kemudian kubur bertanya kepada jenazah tersebut :
"Wahai anak cucu Adam. Tidakkah kamu tahu bahwa aku adalah tempat manusia bersendirani tanpa teman. Tidakkah kamu tahu bahwa aku adalah rumah yang gelap-gulita, dan tidakkah kamu tahu bahwa aku adalah rumah yang haq (yaitu rumah yang pasti dihuni oleh keturunan Adam). Wahai anak cucu Adam, apakah yang telah memperdayakan engkau sehingga melupakan aku ?". Seandainya manusia menyadari bahwa kubur adalah tempat yang gelap, tentulah mereka akan datang dengan membawa obor dari amal sholeh mereka yang senantiasa bersinar. Malangnya, banyak manusia yang datang dengan tangan hampa tanpa perbekalan.

1. Fitnah Kubur

Yaitu pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah dikubur tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya. Tatkala berada dalam kubur, datang dua malaikat, yaitu Munkar dan Nakir yang akan berada di sisi mayat yang terbujur di dalam kubur. Munkar dan Nakir akan mengangkat mayat itu dari pembaringan dan meletakkannya dalam keadaan duduk. Malaikat Munkar dan Nakir dengan suara bagaikan halilintar mulai bertanya kepada ahli kubur, : "Siapakah Tuhan Kamu?, Siapakah Nabimu?, Apakah agamamu? Apakah kiblatmu?...".

Kemampuan ahli kubur untuk menjawab pertanyaan tersebut terpulang kepada sejauh mana mereka menghayati empat perkara utama itu. Ada yang mendapat rahmat Allah sehingga mampu menjawab dengan mudah, tetapi banyak yang tidak mampu memberi jawaban. Di saat manusia ditanya tentang Rabbnya, banyak yang tahu bahwa Allah tuhan mereka, tetapi justru mereka tidak beriman dengan apa yang mereka tahu. Sebaliknya, mereka mengambil tuhan-tuhan yang lain, seperti nafsu sebagai tuhan mereka. Firman Allah SWT. : "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya" (QS. Al-Furqan, 25 : 43)

Tidak kurang pula manusia yang hanya mengaku beriman kepada Allah SWT tetapi hanya menyembah Allah dalam shalat saja. Akan tetapi di luar shalat, mereka tidak mematuhi Allah, enggan berpegang dan melaksanakan hukum Allah SWT. Malah mereka ragu akan kebenaran hukum dan undang-undang Allah SWT.

Tidak juga mudah untuk menjawab pertanyaan tentang 'rasul' jika kita tidak menjadi umat Muhammad saw yang patuh dan melaksanakan segala ajarannya dan mengikuti sunnahnya. Demikian pula soal kiblat, semua orang tahu bahawa kiblat orang Islam ialah Ka'bah. Tetapi mengapa banyak di antara kita menjalin hubungan sesama manusia berkiblatkan Barat. Semua pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir itu bagai soal ujian yang berisi tentang dasar hidup mereka saat menjalani kehidupannnya di dunia.

Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap. Ia akan menjawab pertanyaan itu dengan tegas dan penuh keyakinan, "Allah Rabbku, Islam agamaku, dan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam Nabiku". Sebaliknya, Allah SWT menyesatkan orang-orang yang zhalim dan kafir. Mereka akan menjawab pertanyaan dengan terbengong-bengong karena pertanyaan itu terasa asing baginya, sedangkan orang-orang munafik akan menjawab dengan kebingungan.


2. Siksa Kubur
A. Bukti Adanya Siksa Kubur

"Seorang wanita Yahudi pernah masuk menemui Aisyah ra. Wanita itu menyebutkan siksa kubur seraya berkata kepada Aisyah ra., "Semoga Allah menjagamu dari siksa kubur. Kemudian Aisyah bertanya (kepada Nabi SAW ) tentang siksa kubur, maka Nabi SAW bersabda, "Ya, siksa kubur benar ada". Aisyah berkata, "Aku tak pernah melihat Rasulullah SAW sholat setelah itu, kecuali beliau meminta perlindungan dari siksa kubur". (HR. Bukhari)
Semua kita hampir dapat dipastikan lalai tentang sebuah dimensi yang disebut alam kubur. Padahal dimensi ini, akan dijalanani oleh kita semua. Kesibukan di dunia telah banyak melalaikan orang dari mengingat kubur atau bahkan lupa untuk mempersiapkan diri memasuki alam ini. Firman Allah swt: "Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (At Takatsur:1-2)
Alam kubur adalah suatu alam yang sukar dibayangkan dengan akal manusia. Akan tetapi alam ini dapat dilihat dengan mata hati dipimpin dengan ilmu berlandaskan wahyu, iman dan keyakinan. Salah satu keunikan alam ini ialah ia mampu bertutur walaupun sesungguhnya suara kubur itu tidak terdengar manusia. Perkara ini hanya difahami oleh hati yang penuh keimanan. Allah SWT telah menciptakan lidah (lisan) kepada kubur dan bertuturlah kubur dengan lidahnya itu, katanya :

Hadits riwayat Hannad bin Sariq dari Abdillah bin Ubaid bin Umair, Rasulullah saw bersabda yang artinya: "Wahai anak Adam, bagaimanakah kamu hidup di dunia sedang engkau melupakan aku, tidakkah engkau tahu bahwa aku adalah tempat kediaman yang sepi dan sendirian, tempat yang dipenuhi ulat dan cacing."

Maka kita jangan melupakan alam kubur, karena manusia tidak dapat lari dari perjumpaan dengan ajalnya, seperti firman Allah, "Dan datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." Kaum Muslimin yakin benar bahwa alam kubur, siksaan di dalamnya, dan pertanyaan dua malaikat adalah benar adanya berdasarkan dalil-dalil wahyu, dan dalil-dalil akal seperti berikut ini:


A. Dalil-Dalil Dari Al Qur'an

"Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata), 'Rasakanlah oleh kalian siksa neraka yang membakar,' (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya." (Al-Anfal: 50-51)


"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), 'Keluarlah nyawa kalian. Pada hari ini kalian dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kalian selalu mengatakan kepada Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kalian selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. Dan sesungguhnya kalian datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagai mana Kami ciptakan pada mulanya, dan kalian tinggalkan di belakang kalian (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepada kalian dan Kami tidak melihat beserta kalian pemberi syafaat yang kalian anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kalian sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kalian dan telah lenyap daripada kalian apa yang dahulu kalian anggap (sebagai sekutu Allah)." (Al-An'am: 93-94).


"Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar." (At-Taubah: 101).


"Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras'." (Al mu'min: 46).


"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim: 27).


B. Dalil-Dalil Dari Hadits Nabi

"Jika seorang hamba telah diletakkan di kuburnya, dan sahabat-sahabatnya telah meninggalkannya, serta ia mendengar suara sandal mereka, maka dua malaikat datang kepadanya kemudian duduk padanya. Kedua malaikat tersebut berkata, 'Apa yang dulu engkau katakan tentang orang ini (Rasulullah saw.)?' Adapun orang Mukmin, ia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan Rasul-Nya,' kemudian dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah ke kursimu di neraka, Allah telah memberi ganti untukmu dengan kursi dari surga.' Orang Mukmin tersebut bisa melihat kedua kursi tersebut. Adapun munafik atau orang kafir, maka kedua malaikat bertanya kepada keduanya, 'Apa yang dulu engkau katakan tentang orang ini (Rasulullah saw.)?' Adapun orang Munafik atau orang kafir tersebut berkata, ‘Aku tidak tahu. Dulu aku hanya berkata seperti yang dikatakan manusia.' Dikatakan kepada orang kafir atau orang munafik tersebut, 'Engkau tidak tahu dan tidak mengikutinya?' Kemudian orang kafir atau orang munafik tersebut dipukul dengan martil besi dengan pukulan yang membuatnya berteriak dengan teriakan yang bisa didengar makhluk-makhluk yang berdekatan dengannya kecuali manusia dan jin." (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad).

"Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan padanya pagi-sore. Jika ia termasuk penghuni surga maka ia termasuk penghuni surga, jika ia termasuk penghuni neraka maka ia akan menjadi penghuni neraka. Dikatakan kepadanya, ‘Ini kursimu hingga Allah membangkitkanmu pada hari kiamat'." (HR. Bukhari).

Sabda Rasulullah saw. ketika berjalan melewati dua kuburan, "Sesungguhnya dua orang di dua kuburan tersebut sedang disiksa karena dosa besar. Ya, salah seorang dari keduanya berjalan dengan membawa adu domba, sedang orang satunya tidak mengenakan tutup ketika buang air kecil." (HR. Bukhari).

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata dalam doanya, "Ya Allah, aku berlindung diri kepada Mu dan siksa kubur, dan siksa neraka, dan fitnah kehidupan, dan fitnah kematian, dan dan fitnah AI Masih Ad-Dajjal." (HR. Bukhari).

Dalam Shahih Muslim, Zaid bin Tsabit meriwayatkan bahwa Nabi SAW barsabda :
"Kalau tidak karena kalian saling mengubur (orang yang mati) pasti aku memohon kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian yang saya mendengarnya. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya seraya berkata : 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa neraka'. Para sahabat berkata, 'Kami memohon perlindungan kepada Allah dari siksa neraka'. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata lagi, 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur'. Para sahabat berkata, 'Kami memohon perlindungan Allah dari siksa kubur'. Lalu beliau berkata lagi. 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang tidak tampak'. Para sahabat lalu berkata, 'Kami memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang tidak tampak'. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata lagi. 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal'. Para sahabat berkata, 'Kami mohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal". (HR. Muslim)

C. Dalil-Dalil Akal

1. Keimanan seorang hamba kepada Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, dan hari akhir mengharuskannya beriman kepada alam kubur, kenikmatannya, dan apa saja yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu semua termasuk perkara-perkara ghaib. Jika seseorang mempercayai sebagian sesuatu, maka menurut akal ia harus mengimani sebagian satunya.
2. Alam kubur, kenikmatannya, pertanyaan dua malaikat bukan merupakan sesuatu yang mustahil menurut akal. Bahkan akal yang sehat mengakuinya memberi kesaksian terhadapnya.
3. Orang yang tidur terkadang bermimpi melihat sesuatu yang menyenangkan kemudian ia bahagia dengannya, dan menikmatinya. Namun ia sedih jika ia terbangun. Atau terkadang ia bermimpi melihat sesuatu yang dibencinya, kemudian ia murung karenanya, dan ia senang sekali kalau ada orang yang membangukannya. Kenikmatan dan siksa di alam mimpi tersebut betul-betul terjadi pada ruhani. Dan ruhani terpengaruh dengannya tanpa ia rasakan dan bisa dilihat oleh kita, serta tidak ada seorang pun yang memungkirinya. Bagaimana terhadap siksa alam kubur, dan kenikmatannya yang pada dasarnya sama persis dengan mimpi tersebut?


B. Kedahsyatan Siksaan Di Alam Kubur

1. Kepala Dijatuhi Batu hingga Hancur

Imam Bukhari meriwayatkan dari Samurah bin Jundab r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, : "Sesungguhnya telah datang kepadaku dua malaikat tadi malam (dalam mimpi), yang keduanya diutus supaya mendatangiku. (Dalam mimpi itu) kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur telentang, sedangkan seorang laki-laki yang lain memegang batu besar. Batu itu dijatuhkan ke kepala laki-laki yang telentang sehingga kepalanya pecah. Batu itu menggelinding di tempat itu, dan laki-laki yang menjatuhkannya mengikutinya lalu mengambilnya. Kemudian laki-laki yang dijatuhi batu itu kepalanya utuh kembali seperti semula. Lalu laki-laki yang memegang batu mendatanginya lagi dan melakukan hal yang sama.”

Dalam redaksi lengkap hadits itu terdapat penjelasan tentang keadaan laki-laki yang dijatuhi batu, bahwa ia adalah orang yang mengambil Al Qur'an, kemudian menentang isinya dan melalaikan sholat fardhu. Berkenaan dengan perbuatan maksiat ini, maka Allah SWT berfirman,
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya (QS.Al Maa'uun : 4-5)
Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, "Mereka adalah orang-orang yang lalai, baik mereka lalai dari mengerjakan shalat di awal waktunya, di mana mereka selamanya atau umumnya (biasa) mengakhirkannya hingga batas akhir waktunya, atau lalai dari rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang telah diperintahkan kepadanya atau lalai dari kehusyu'an ketika menunaikannya atau lalai dari merenungkan makna bacaannya. Redaksi hadits tersebut mencakup semua hal tersebut, tetapi siapa yang ada padanya salah satu dari hal tersebut, maka ia terkena bagian dari ayat tersebut. Sedangkan siapa yang ada padanya semua hal tersebut maka ia akan mendapatkan balasan secara utuh dan telah sempurna kemunafikan dirinya. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/554)

2. Diceburkan ke Sungai Seperti Darah dan Mulutnya Disumpal Batu.

Hadits tentang hal ini juga diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda, : "Aku bermimpi, dan dalam mimpi itu kami mendatangi sebuah sungai yang airnya berwarna merah seperti darah. Di dalam sungai itu ada seorang laki-laki yang sedang berenang, di pinggir sungai berdiri seorang laki-laki yang di sampingnya terdapat tumpukan batu yang banyak. Laki-laki yang berenang menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai sambil membuka mulutnya. Kemudian laki-laki yang berdiri di pingggir sungai melemparkan sebuah batu dan laki-laki yang berenang mencaplok batu itu kemudian ia berenang kembali. Setelah itu ia menghampirinya lagi, dan tiap ia menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai di samping tumpukan batu, maka laki-laki yang berenang itu selalu membuka mulutnya."

Dijelaskan bahwa laki-laki yang berenang dan mencaplok batu itu adalah pemakan riba. Ibnu Hurairah berkata, "Pemakan riba akan disiksa dengan cara disuruh berenang di sungai yang airnya berwarna merah dan mulutnya akan dijejali dengan batu. Karena asal riba itu terjadi dalam transaksi emas dan emas itu berwarna kemerah-merahan. Sedangkan malaikat yang menjejali mulutnya dengan batu adalah isyarat bahwa ia tidak pernah merasa puas dengan hasrat yang ada. Begitu pula halnya dengan riba, yakni pelakunya berkhayal bahwa hartanya terus bertambah padahal Allah SWT membinasakannya di kemudian hari." (Fath al-Bari 12/455)

3. Dibakar Dalam Tungku Api

Hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut :
"Kami datang ke sebuah tempat yang mirip tungku perapian - di dalam riwayat lain dikatakan, "Bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar lalu di bawahnya dinyalakan api - Nabi SAW bersabda, "Ketika itu di dalamnya terdengar suara gaduh dan jeritan." Beliau mengatakan, "Kami mengintip keadaan di dalamnya, dan kami melihat sejumlah laki-laki dan wanita dalam keadaan telanjang, dan dari bawah mereka dinyalakan api yang berkobar. Setiap kali api dikobarkan dari bawah mereka, maka mereka menjerit kesakitan."

Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka adalah para pezina.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan keadaan mereka yang telanjang adalah disebabkan hak mereka yang harus ditelanjangi, karena kebiasaan mereka adalah menyepi di tempat mesum dan mereka disiksa dengan keadaaan sebaliknya. Sedangkan mengapa mereka disiksa dari bagian bawah, karena perbuatan dosa yang mereka lakukan erat kaitannya dengan anggota tubuh mereka bagian bawah. (Fathul Bari 12/443).

Karena itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa tersebut dan menjauhi sebab-sebab yang dapat menjerumuskan ke dalamnya seperti berkhalwat, ikhtilat atau tabarruj (termasuk di internet) dan melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan fitnah lainnya seperti membiasakan mata memandang yang haram, atau membiarkan telinga mendengarkan syair-syair syahwati, atau berinternet tapi membuka situs yang tidak bermanfaat atau malah haram, chatting, facebook atau berfriendster ria sampai melalaikan kewajiban-kewajiban utama sebagai hamba Allah SWT.

4. Mulut Dirobek dan Muka Dirusak

Hadits yang berkaitan dengan hal ini, adalah hadits tentang mimpi Rasulullah SAW. Beliau bersabda, : "Kemudian kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang bersandar pada tengkuknya, sedang seorang laki-laki lainnya berdiri di hadapannya sambil memegang besi bengkok, yakni besi yang dibengkokkan ujungnya. Kemudian laki laki yang memegang besi menghampiri salah satu belahan muka laki-laki yang sedang bersandar dan merusak mukanya dengan merobek mulutnya hingga ke tengkuknya (yakni merobek mukanya dari mulut hingga ke belakang, dari hidung hingga ke tengkuknya dan dari mata hingga ke tengkuknya.)" Rasulullah bersabda," Setelah itu laki-laki yang memegang besi bengkok beralih ke belahan lain dari muka laki-laki yang sedang bersandar dan melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukannya terhadap belahan muka yang pertama. Tidaklah laki-laki yang memegang besi selesai merobek belahan muka satunya lagi kecuali belahan muka lain utuh kembali seperti semula, dan laki-laki yang memegang besi menghampirinya kembali dan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya pertama kali."

Dalam redaksi lengkap hadits dijelaskan bahwa laki-laki yang disiksa itu adalah orang yang keluar dari rumahnya di pagi hari dan melakukan kebohongan yang tersebar luas ke berbagai penjuru/pelosok.

5. Mencakar Muka dan Dada Sendiri dengan Kuku dari Tembaga

Di antara orang-orang yang disiksa dalam kubur berdasar mimpi Nabi SAW adalah sejumlah kaum yang tergelincir ke dalam perbuatan ghibah (menggunjing dan mengumpat) yang diharamkan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Anas bin Malik r.a., seraya berkata, Rasulullah SAW bersabda, : "Ketika aku dimi'rajkan, aku bertemu dengan suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar muka dan dada mereka. Aku bertanya, "Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, "Mereka itu ialah orang-orang yang suka memakan daging manusia (suka menggunjing) dan merusak kehormatannya." (Musnad Imam Ahmad 3/224, Sunan Abu Dawud 4879)

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Al Baraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad SAW keluar mengantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai ke kubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad SAW duduk dan kami duduk di sekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad SAW mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad SAW mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikat maut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridha-Nya."
Nabi Muhammad SAW bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum di atas bumi, lalu dibawa naik. Maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrabun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia ke bumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan di dalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh ke jasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju ke syurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata." Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah kabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan sahabat-sahabatku."
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk di mukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikat maut dan duduk di samping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar di semua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima dan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, kemudian di bawa naik. Maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai di langit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad SAW membaca ayat yang artinya:
"Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum." (QS. Al A'raaf : 40)
Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu begitu saja sebagaimana ayat "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq. Artinya : "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."
Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad di dalam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan di tengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu." Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rusak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya Tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."
Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda : "Seorang mu'min saat sakaratul maut akan didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi misk (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya dengan lembut sambil dipanggil :
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." (QS. Al Fajr : 27-28)
Maka jika telah keluar rohnya langsung disimpan di atas misk dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa ke illiyyin. Adapun orang kafir jika sakaratul maut akan didatangi oleh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan paksa sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhanmu ke tempat yang rendah hina dan siksa-Nya. Maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan di atas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa ke sijjin."
Al Faqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan di dalam kubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari Al Quran dicukupkan penerangannya, jika tidak maka Allah SWT memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan di dalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk ke dalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, kemudian memakan dagingnya hingga habis dan tersisa tulang semata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa yaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."
Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus melakukan empat hal dan meninggalkan empat hal lain, yaitu :
Menjaga shalat lima waktu
Banyak bersedekah
Banyak membaca Al Qur'an
Memperbanyak bertasbih
Empat hal di atas dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat hal lain yang harus ditinggalkan adalah :
Dusta
Khianat
Adu domba/Namimah
Tidak membersaihkan faraj setelah buang air
Muhammad bin As Sammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu karena tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung di dalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeda antara yang satu dan yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak mengingat kubur sebelum masuk kedalamnya."
Sufyan Ats Tsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) mengingat kubur, maka akan mendapatkannya taman dari taman-taman syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada di tempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan didapatkannya juga. maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, dan bersegeralah, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahwa kubur itu adakalanya taman dari taman-taman syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu setiap hari berkata : Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."
Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih dahsyat, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang menyusui lupa terhadap bayinya dan wanita yang hamil menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah SWT yang sangat ngeri dan dahsyat. Ingatlah bahwa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan gelap, dalam perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah SWT di sana. Lalu ia berkata : "Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah SWT melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darun na'iim (Syurga yang penuh kenikmatan).
Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahwa seorang mu'min jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahat (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku mencintaimu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahatnya, bumi berkata: "Aku sangat membencimu saat kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."
Utsman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur : "Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis karena kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." Artinya: "Kubur itu tempat pertama menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."
Abdul Hamid bin Mahmud Al Mughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibnu Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata : "Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai di daerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahat, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali tempat lain juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan. Kini kami bertanya kepadamu, Apa yang harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibnu Abbas r.a.: "Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur saja. Demi Allah, andaikan kamu galikan bumi ini semua, niscaya akan kamu dapati ular di dalamnya." Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu di dalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali ke daerahnya, mereka mendatangi keluarga si mayit untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oleh suaminya. Istrinya menjawab : "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu ke dalam karung seberat apa yang diambilnya itu." Abul-Laits berkata: "Hal ini menunjukkan bahwa khianat menjadi salah satu sebab siksa kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan agar tidak khianat."
Ada keterangan bahwa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:
Hai anak Adam, kamu berjalan di atas punggungku dan kembalimu di dalam perutku.
Hai anak Adam, kamu makan berbagai macam di atas punggungku dan kamu akan dimakan ulat di dalam perutku.
Hai anak Adam, kamu tertawa diatas punggungku, dan akan menangis di dalam perutku.
Hai anak Adam, kamu gembira di atas punggungku dan akan berduka di dalam perutku.
Hai anak Adam, kamu berbuat dosa di atas punggungku, maka akan tersiksa di dalam perutku.
Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan di ujung kota, maka meninggallah saudaranya itu setelah sebelumnya sakit. Setelah diurus sebagaimana mestinya kemudian jenazah tersebut dikuburkan. Kemudian setelah selesai penguburan dan kembali pulang ke rumah, ia teringat pada kantung yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia meminta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali hingga ketemulah barang yang dicarinya. Kemudian ia berkata kepada orang yang membantunya : "Tolong aku ke tepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahatnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu mengeluarkan api. Maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?". Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu. Akhirnya ia diberitahu bahwa saudaranya selalu mengakhirkan shalat dari waktunya, juga tidak menjaga kesucian dan di waktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar pembicaraan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga terjadi adu domba antara mereka. Karena itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur harus menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba di antara orang lain).
Al Barra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah. Artinya : Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan kalimat yang teguh saat hidup di dunia dan di akhirat (yaitu kalimat laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).
Masalah tentang bentuk pertanyaan di alam kubur, maka para ulama memberi beberapa pendapat. Sebagian berpendapat bahwa pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk ke dalam jasad hanya sampai di dada. Pendapat lain mengatakan bahwa rohnnya di antara jasad dan kafan. Pendapat lain mengungkapkan bahwa sebaiknya kita mengimani adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya, karena kita sendiri akan mengetahui jika sudah sampai di sana
Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu : Siapa Tuhanmu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah SWT tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad SAW. Lalu Malaikat itu berkata : Allah yang menetapkanmu dalam kalimat itu, tidurlah dengan hati tenang. Itulah makna Allah menetapkan mereka dalam kalimat hak. Adapun orang kafir maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat : Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka dijawab oleh orang kafir atau munafiq : Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua makhluk yang ada di alam kecuali manusia dan jin. (Dan seandainya didengar oleh manusia di dunia pasti pingsan)
Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda : "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengar oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikan ia mendengar pasti pingsan, dan bila diantar ke kubur, maka jika shaleh berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang di depanku berupa kebaikan, niscaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia kufur maka berkata: "Jangan buru-buru, andaikan kamu mengetahui apa yang di depanku berupa bahaya, niscaya kamu tidak ingin cepat-cepat. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh shalatnya, dan berkata : “Jangan datang dari arahku sebab kadang ia terjaga semalaman karena takut akan saat seperti ini”. Kemudian datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya, dan berkata : “Jangan datang dari arahku, karena ia biasa berjalan tegak karena takut akan saat seperti ini”. Lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya, dan berkata : ‘Jangan datang dari arahku, ia pernah sedekah kerana takut akan saat seperti ini. Lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya, dan berkata : “Jangan datang dari arahku, ia biasa lapar dan haus karena takut akan saat seperti ini’. Lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia bertanya : Siapakah itu? Dijawab: Muhammad SAW? Maka dijawab : “Aku bersaksi bahwa ia utusan Allah”. Lalu berkata kedua Malaikat : “Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin”. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikaruniakan Allah kepadanya”.
Allah SWT memberikan ganjaran kepada manusia setimpal dengan amalnya. Bagi mukmin yang bertaqwa, mereka akan mendapat pahala yang sangat istimewa. Adapun terhadap hamba yang kuffur, mereka akan ditimpa azab yang tidak dapat dibayangkan oleh fikiran manusia kerana azab ini tidak pernah disaksikan dan tidak pernah terjadi di atas muka bumi. Dalam keadaan menanggung azab yang pedih, tiba-tiba Allah SWT memerintahkan agar dibuka pintu menuju neraka. Segala bau busuk dan panas neraka masuk ke dalam kubur mereka. Malaikat datang membawa bunga rampai api neraka dan menaburkan ke atas mereka. Sebelum datang semua ini, Allah SWT mendatangkan pula sepasang pakaian dari minyak mendidih yang dibalutkan kepada mereka..

C. Golongan yang Selamat dari Siksa Kubur

Di kalangan ahli kubur yang mendapat taufiq Allah SWT serta ditetapkan hatinya adalah:
1. Para ulama yang dipilih oleh Allah SWT karena keimanan dan ketakwaannya. Bagi mereka, alam kubur bagai berada di bawah sebuah kubah yang besar. Sebuah ruang yang terbuka luas dari kuburnya dan menghadap ke arah surga. Ketika itu dihamparkan sutera-sutera surga di tempat mereka bersimpuh, serta semerbak wewangian, ditambah nikmatnya hembusan angin lembut dari taman surga. Segala kesenangan yang dinikmati menjadikan mereka berada dalam keadaan yang sungguh nyaman. Mereka bertanya kepada Allah SWT, bilakah kiamat akan segera datang?

2. Golongan "Al-Mukmin Al Amil" (mu’min yang beramal shaleh). Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menjadikan amal shaleh mereka sebagai temannya di dalam kubur. Sedangkan bagi ahli maksiat, maka segala perbuatannya akan dijelmakan oleh Allah SWT menjadi seekor khinzir atau binatang buas. Segala kejahatan akan menjadi adzab kepada mereka, di samping azab yang didatangkan oleh malaikat karena tidak mampu menjawab pertanyaan di alam kubur.

3. Nikmat Kubur

Adapun nikmat kubur diberikan pada orang-orang mukmin dan shaleh, sebagaimana firman-Nya :

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushshilat : 30)


Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat. Maka Mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?. Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan. (QS. Al Waaqi'ah : 83-89)
Dari Al Barra' bin Azib r.a. dikatakan bahwa Nabi SAW bersabda tentang orang mukmin jika dapat menjawab pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya. Sabdanya, Ada suara dari langit, “Hamba-Ku memang benar. Oleh karenanya, berilah dia alas dari Surga.” Lalu datanglah kenikmatan dan keharuman dan Surga, dan kuburnya dilapangkan sejauh pandangan mata". [HR. Ahmad, Abu Daud]



MAROJI

1. Ash Showa’iq, Ibnul Qoyyim
2. Ar ruh li ibnil Qoyyim, Darul Qalam Beirut, Cet 2, 1403 H, Terjemah oleh Kathur Suhardi, Roh, Pustaka Al Kautsar Jakarta, Cetakan Kedua, Oktober 1999
3. Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’
4. Kaifa yajibu ‘alaina annufasirral qur’anil karim” Edisi Bahasa Indonesia “Tanya Jawab dalam Memahami Isi Al-Qur’an”
5. Minhaajul Muslim, Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Terjemah oleh Fadhli Bahri, Ensiklopedi Muslim : Minhajul Muslim, Darul Falah, Tahun 2002
6. Roh, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
7. Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Terjemah oleh Ali Makhtum Assalamy, Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan, KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone
8. Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Imam Ibnu Katsir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar